Saturday, July 5, 2008

Ayo Kita Kaya (Bag I)

Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur

Mari kita simak kisah ilustrasi seorang TUKANG BAKSO yang hanya tamatan SD, tapi lulus “The life University” sehingga mampu “Belajar dari jalan kehidupan” yang berdampak positif terhadap pencapaian “financial freedom” setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja, dengan “passive income” Rp. 9 juta/bulan !!!
Gerobak Bakso ke-1 :
Seorang tukang bakso memiliki gerobak bakso dengan penghasilan bersih Rp. 60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya sekitar Rp. 30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten menabung Rp. 30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli gerobak bakso kedua yang harganya Rp. 12 juta/unit.
Gerobak Bakso Ke-2 :
Ia sewakan gerobak bakso keduanya dengan tarif Rp. 30,000/hari. Sementara ia tetap jualan bakso pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp. 60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli gerobak bakso ketiga.
Gerobak Bakso Ke-3 :
Ia sewakan gerobak bakso ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli gerobak bakso ke-4.
Gerobak Bakso Ke-4 :
Ia sewakan gerobak bakso keempatnya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli gerobak bakso ke-5.
Gerobak Bakso Ke-5 :
Ia sewakan gerobak bakso kelimanya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli gerobak bakso-6.
Gerobak Bakso Ke-6 :
Ia sewakan gerobak bakso keenamnya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli gerobak bakso ke-7.
Gerobak Bakso Ke-7 :
Ia sewakan gerobak bakso ketujuhnya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli gerobak bakso ke-8.
Gerobak Bakso Ke-8 :
Ia sewakan gerobak bakso kedelapannya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli gerobak bakso ke-9.
Gerobak Bakso Ke-9 :
Ia sewakan gerobak baksok tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli gerobak bakso ke 10.
Gerobak Bakso Ke-10 :
Ia sewakan gerobak bakso kesepuluhnya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli gerobak bakso lagi.
Setelah gerobak bakso ke-10, ia berhenti jualan bakso. Ia sewakan gerobak bakso pertamanya ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang “mandor bakso” untuk mengurusi ke-10 gerobak baksonya. IA PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9 juta/bulan (sebelum potong gaji sang mandor bakso). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2 tahun saja.
Sahabat CyberMQ
Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari sebuah bisnis. Katakanlah dalam tempo lima sampai sepuluh tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam ilustrasi), sang PENJUAL BAKSO mampu mencapainya. Ini LOGIS, dan bisa terjadi.
Berapa banyak TUKANG BAKSO di dunia yang seperti itu ? Mungkin 1 banding 10 juta. Tetapi ADA khan !!!
Berapa banyak TUKANG BAKSO di dunia yang menjadi tukang bakso seumur hidupnya dan terus hidup susah ? Banyaaaaaaaaakkkkkkk sekaliiiiiiiiii .........
Kalau kita mau jujur pada diri sendiri, banyak diantara kita tamatan S1, S2, dan S3 atau apapun lulusannya, namun tidak lulus ”The Life University”, sehingga tidak mampu “Belajar dari jalan kehidupan”. Sehingga, masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari. Bahkan, banyak diantara kita puluhan tahun bekerja di perusahan dan setelah pensiun, tetap saja bergelut mencari nafkah, dan tetap masih kekurangan. Kemudian bandingkan dengan ”TUKANG BAKSO” yang hanya tamanatan SD, namun lulus ”The Life University”, kontras sekali bukan. Semoga bisa jadi renungan kita bersama.
INGAT LHO, TUHAN MENGHENDAKI KITA KAYA, WALAUPUN KAYA TIDAK HARUS UANG.
Berani hadapi tantangan menjadi “financial freedom”, agar kita semakin bermanfaat bagi banyak orang !!! Atau lebih memilih bergelut dengan kesibukan yang tidak produktif, sampai jumlah anak saja lupa he..he... ???( cerita diambil dari cybermq.com )
Komentar ( oleh: towiste )
Saudaraku ….dengan membaca cerita diatas bahwasannya untuk menjadi pengusaha tidak tentukan besarnya modal yang kita gunakan dan untuk berpenghasilan melimpah tidak harus dengan menggondol ijasah s1,s2,s3 atau predikat yang lainnya buktinya si tukang bakso yang hanya lulusan SD dengan modal awal satu gerobak bisa berpenghasilan lebih dari cukup untuk menafkahi keluarga.
Menurut hemat saya si tukang bakso hanya didukung oleh beberapa hal:
1.Uang secukupnya untuk modal awal
2.kemauan untuk mengembangkan usaha
3.Allah meridloi usaha tukang bakso
Saudaraku…sebagai bahan renungan bagaimana kita yang ada di Korea kita yang bekerja mungkin bisa menghasilkan uang ratusan juta pertahunnya…kita yang belajar bisa mencapai lulus sampai S3 tapi apakah kita bias lulus “The Life University “ seperti tukang bakso…mudah-mudahan kita semua bisa semoga…….